Minggu, 21 September 2014

Kebenaran


KEBENARAN



1. Arti Kebenaran
Kebenaran adalah adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yg sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan obyek dan pengetahuan tidak sesuai.
Kebenaran sebagai sifat pengetahuan disebut kebenaran epistemologis.
Dengan demikian, kenyataan menjadi suatu ukuran penentu penilaian.
1.Kata Yunani untuk kebenaran adalah alètheia.
2. Pengertian Plato tentang kebenaran secara etimologi bahwa alètheia berarti “ketaktersembunyiaan adanya” atau “ketersingkapan adanya”
Menurut Plato:  
1. Bahwa selama kita terikat pada “yang ada” dan tidak masuk pada “adanya dari yang ada”, kita belum berjumpa dengan kebenaran, karena “adanya” itu masih tersembunyi.
2. Baru ketika selubung yang menutupi itu “semua yang ada” itu disingkapkan sehingga terlihat oleh mata batin kita, maka terbukalah “adanya” atau bertemulah kita dengan
kebenaran.
3. Kebenaran dalam konsep Plato dimengerti sebagai terletak pada obyek yang diketahui, atau pada apa yang dikejar untuk diketahui.
4. Menurut Plato bahwa kebenaran sebagai ketidaktersembunyiaan adanya itu tidak dapat dicapai manusia selama hidupnya di dunia ini.

Menurut Aristoteles:  
1. Aristoteles dalam memahami kebenaran lebih memusatkan perhatian pada kualitas 
pernyataan yang dibuat oleh subyek penahu ketika dirinya menegaskan suatu putusan 
 secara afirmatif atau negatif. 
2. Ada tidaknya kebenaran dalam putusan yang bersangkutan bersifat afirmatif (menegaskan 
atau menguatkan) (S itu P) atau negatif (S itu bukan P) itu tergantung pada apakah putusan 
yang bersangkutan sebagai pengetahuan dalam diri subyek penahu itu sesuai atau tidak 
sesuai dengan kenyataan. 
3. Dalam hal ini kebenaran dimengerti sebagai kesesuaian

Materi Pertemuan Ketiga: Epistemologi & Kebenaran

Pada hari Kamis, 18 Agustus 2014 adalah hari pertama kami diajar oleh Romo Carolus.

Jujur saja saya senang diajar oleh Romo Carolus karena metode pembelajarannya asik dan tidak membosankan sama sekali
Pada hari ini banyak sekali kegiatan yang kami lakukan dan sebagian besar adalah debat antar kelompok.

Selain kegiatan seperti itu tentunya Romo memberikan materi kepada kami.
Materinya adalah Epistemologi, sedangkan tentang Kebenaran diajarkan oleh Pak Mikha.

Saya mau share yang Epsitemologi terlebih dahulu.

A. EPISTEMOLOGI

1. Arti Epistemologi: 
Epistemologi, (dari bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat.

2. Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan 
a. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. John Locke, bapak empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula rasa),dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi. 
b.Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
 
c.Fenomenalisme: Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).

3. Sifat Epistemologi 
-Secara kritis→mempertanyakan/menguji cara kerja,pendekatan, kesimpulan yg ditarik dlm kegiatan kognitif manusia  
-Secara normatif →menentukan tolok ukur/norma penalaran tt kebenaran pengetahuan
-Secara evaluatif → menilai apakah suatu keyakinan,pendapat suatu teori pength dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan akurat.

4. Dasar dan Sumber Pengetahuan 
1. pengalaman manusia
2. ingatan (memory)
3. Penegasan tentang apa yang diobservasi (kesaksian )
4. Minat dan rasa ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logika→ berpikir tepat dan logis
7. Bahasa→ ekspresi pemikiran manusia melalui
    ujaran / tulisan
8. Kebutuhan hidup manusia → mendorong
      terciptanya iptek

5. Struktur Ilmu Pengetahuan
 -kesadaran / subjek ( S ) → berperan sebagai yg menyadari / mengetahui
-objek (O) → berperan sebagai yg disadari / diketahui
=>Hubungan antara  S dan O akan menghasilkan pengetahuan 


Materi Pertemuan Kedua: Metafisika (Ontologi&Teologi) dan Aksiologi

Pada hari ini pelajaran Filsafat dimulai dengan membicarakan Metafisika (Ontologi) yang dibawakan oleh Pak Mikha. Seharusnya Pak Bonar yang akan menyampaikan materi ini. Metafisika sendiri merupaka pencabangan dari filsafat. Sebenarnya ada banyak cabang-cabang dari filsafat itu sendiri. Berikut adalah cabang-cabang filsafat:
  1. Epistemologi: Filsafat ilmu pengetahuan
  2. Metafisika: Ontologi, Kosmologi, Teologi metafisik, Antropologi
  3. Logika: Ilmu berpikir kritis
  4. Etika: Filsafat tingkah laku
  5. Estetika: Filsafat keindahan
  6. Aksiologi: Filsafat Nilai
  7. Filsafat Khusus berbagai disiplin ilmu: Fils. Pendidikan, Fils. Agama, Fils. Hukum, Fils. Ekonomi, dll. 
Nah dalam blog ini saya menyampaikan Metafisika dan Aksiologi saja. 

Belajar mengenai Metafisika susah-susah gampang sih.. 
Berikut materi yang saya dapatkan hari ini..
A. METAFISIKA

 Metafisika merupakan padanan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yakni : μετά (meta) = "setelah atau di balik", dan φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam").  Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
1. Metafisika Umum (Ontologi)
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan; kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". Toko buku metafisika, sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilu gaib/ sihir, dan hal-hal sejenisnya.

3 Teori Ontologi:
1. IDEALISME : ada sesungguhnya berada di dunia ide, yg tampak nyata dalam alam indrawi hanyalah bayangan dr yang sesungguhnya. Tokohnya Berkeley (1685-1753): satu-satunya realitas sesungguhnya ialah aku subjektif spiritual. Immanuel Kant (1724-1804): objek pengalaman ialah yg ada dalam ruang dan waktu, penampilan dr yang tak punya eksistensi dan independen di luar pemikiran kita. Hegel (1770-1831): segala sesuatu yang ada adalah satu bentuk dr satu pikiran.
2. MATERIALISME : menolak hal yg tak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah yg keberadaannya semata-mata material. Realitas ialah alam kebendaan. Material adalah realitas sesungguhnya, manusia bagian dari alam meteri itu.
3. DUALISME : tipe fundamental substansi adalah materi (secara fisis) dan mental (tdk kelihatan scr fisis). Hrs dibedakan dg monisme dan pluralisme (→teori ttg jumlah substansi).

2. Metafisika Khusus (Teologi Metafisik) 
Teologi metafisika sering juga dikenal dengan theologica. Theologica hanyalah merupakan bagian dari teologi metafisik. Theologica hanya membahas tentang kepercayaan terhadap Allah Yang Mahakuasa di tengah-tengah realitas kejahatan yang ada di dunia ini.
Teologi metafisik mempersoalkan eksistensi Tuhan yang dibahas terlepas dari kepercayaan agama. Eksisitensi Tuhan dibahas secara rasional, sehingga Tuhan menjadi objek filsafat yang perlu dianalisis dan dipecahkan. Apabila Allah dilepaskan dari kepercayaan agama, hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh bisa berupa sersuatu dari beberapa kemungkinan berikut;
 
1.      Tuhan tidak ada
2.      Tidak dapat dipastikan bahwa Tuhan itu ada atau tidak.
3.      Tuhan ada tanpa dibuktikan secara rasional.
4.     
Tuhan ada, dengan bukti rasional.
B. AKSIOLOGI

Fakta adalah sesuatu yang ada secara nyata, berlangsung begitu saja.

      Ditemui dalam konteks deskripsi, merupakan pandangan objektif dan mendahului sebuah nilai.

-     

Nilai adalah sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat/mengimbau kita.

-     Didasarkan dalam suatu fakta yang berperan dalam suasana apresiasi.

-       

  Ciri-ciri nilai: 

1) Nilai berkaitan dengan subjek,

2) Nilai tampil dalam konteks praktis,

3) Nilai menyangkut  sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yg dimiliki oleh objek.

   Macam-macam nilai:

1) nilai ekonomis: menyangkut hal efisiensi.

2) nilai estetis: menyangkut keindahan seni.


Nilai Norma : Nilai ini menjelaskan bahwa semua nilai mempunyai bobo moral jika disertakan dengan tingkah laku moral tersebut.
Nilai moral dibagi pada 4 kelompok yang merupakan sistem hierarki piramida.

(dari yang paling tinggi sampai yang terendah)

a)  Nilai religius: membahas hal kudus atau tidaknya pada objek yang absolut (Tuhan).

b)  Nilai estetis: merupakan nilai rohani mengenai bagus atau tidak bagus.

c)  Nilai vitalitas: perasaan halus, kasar, luhur.

d)  Nilai terikat dengan indera, menyangkut senang dan tidak senang.



Ciri-ciri nilai norma adalah:

-  berkaitan dengan tanggung jawab

-  diwujudkan dalam perbuatan yang juga menuntut tanggung jawab

-  berkaitan dengan hati nurani

-  bersifat mewajibkan, karena ada sangsi

-  bersifat formal, bahwa semua nilai norma bersama saling berkaitan.

 Aksiologi dibagi dalam dua bagian, yaitu: 


  • 1)Etika (Filsafat Etika),dan 
    2)Estetika (Filsafat keindahan).
    Etika mengkaji tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
  • Contohnya adalah tindakan yang membedakan benar salah menurut moral, putusan moral bertindak sewenang-wenang atau bertindak sekehendak hati.     
    Etika itu digunakan untuk membedakan hal-hal,perbuatan-perbuatan, dan manusia-manusia lainnya.
    Estetika mengkaji tentang prinsip-prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, yang mengkaji apa tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, bagaimana kita bisa menganal karya besar seni.

     
OBYEKTIVITAS & SUBYEKTIVITAS

  • Nilai itu kadang-kadang bersifat obyektif, namun kadang-kadang bersifat subyektif.
  • Dikatakan obyektif apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subyek atau kesadaran yang menilai.
  • Tolak ukur suatu gagasan berada pada obyeknya bukan pada subyek yang melakukan penilaian.
  • Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada obyektivitas fakta.
  • Nilai menjadi subyektif apabila subyek berperan dalam memberikan penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukurnya.
  • Dengan demikian, nilai subyektif selalu memerhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.


    PERANAN NILAI BAGI KITA
          1. Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia. Artinya nilai mempengarui tindakan

          2. Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk diri

         3. Menata hubungan sosial dalam masyarakat. Artinya nilai dan norma dapat membangun masy.
         4. Memperkuat identitas kita sebagai manusia: Karena kita adalah subjek pemberi nilai